Beranda | Artikel
Ngaji Kitab Berbuah Hujan Deras
Rabu, 18 November 2015

Menjelang jam 8 malam Kamis ini, mulai berdatangan jamaah dari berbagai dusun dan desa di sekitar Pesantren Darush Sholihin. Pengajian seperti ini biasa diadakan di lapangan pesantren Darush Sholihin. Malam Kamis yang sudah berjalan beberapa minggu terus dihadiri hingga 2000-an jama’ah.

Semua warga sudah duduk beralaskan kloso (tikar) di lapangan bahkan sampai menempati jalan-jalan dan kajian pun dimulai pukul 20.03 WIB.

Bahasan malam ini adalah kitab Riyadh Ash-Shalihin, tema: Fadhilah Amal, dalam bab keutamaan surat dan ayat tertentu dalam Al-Qur’an. Disimpulkan dari bahasan tadi bahwa ada dua surat yang utama sampai disebut sebagai dua cahaya kebaikan dan kebahagiaan, yaitu surat Al-Fatihah dan ayat terakhir dari surat Al-Baqarah. Intinya yang khusus untuk dikaji saat kajian adalah surat Al-Fatihah karena belum pernah dibahas secara khusus sebelumnya.

Setelah peserta dituntun membaca Al-Fatihah, sampai juga pada bahasan beberapa hukum yang berkaitan dengan Al-Fatihah yaitu disinggung hadits tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah. Lalu terlihat pada rekaman di handphone, kajian sudah berjalan 20 menit.

Kemudian … Satu tetes air hujan terasa pada tangan dan kitab pegangan (Tafsir Ibnu Katsir).

Di tengah bahasan dipotong oleh si pembicara, “Sepertinya mau gerimis, yah.” Jama’ah lantas menjawab serempak, “Iya.”

Satu tetes lagi hujan terasa.

Ternyata, makin deras …

Makin deras …

Akhirnya 2000-an jama’ah tumpah ruah mencari tempat berteduh di tepian rumah sampai di Masjid Jami’ Al-Adha (masjid pesantren) yang berjarak 50 meter dari lapangan. Bisa seperti itu karena kajian diadakan di lapangan terbuka, tanpa atap.

Di tengah kajian, walhamdulillah turun hujan deras.

Padahal warga yang hadir sudah merasakan kedinginan karena baju koko serta gamis muslimah yang basah kuyup.

Tak ada komentar berupa keluhan, bahkan ketika hujan deras turun semuanya mengucapkan ‘alhamdulillah, Allahumma shoyyiban naafi’a (Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat).

Karena memang hujan seperti inilah yang dinanti. Di Kecamatan Panggang, khususnya Desa Girisekar, hujan memang baru terasa tiga kali dan itu pun tidak begitu deras.

Warga begitu sumringah sekali sampai ada seorang kepala RT di dusun Warak berkata, “Alhamdulillah, besok kita bisa nandur (mulai tanam).” Karena memang mereka menanti hujan deras seperti ini untuk mulai menanam padi. Dusun Warak sekitar menggunakan sawah tadah hujan yang pengairannya hanya berharap pada turunnya hujan.

Uniknya, hujan ini hanya turun di dusun tempat kajian berlangsung hingga merambat pula ke daerah di selatan pesantren. Namun daerah di utara hingga pusat kecamatan tak terasa hujan sama sekali pada jam tersebut, bahkan dikabarkan jalan-jalan pun masih kering.

Sayang … kejadian di atas hanya bisa digambarkan lewat tulisan, tak ada rekaman video.

Memang benar janji Allah,

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).” (QS. Al-Jin: 16). Lihat bahasan ayat ini selengkapnya di sini.

Qatadah mengatakan tentang ayat tersebut, “Seandainya kalian beriman semuanya, maka Kami akan limpahkan kepada kalian dunia.” Mujahid mengatakan, “Jika kalian terus berpegang pada kebenaran.”

Walhamdulillah, ngaji kitab ternyata berbuah anugerah hujan deras.

Moga hujan yang turun adalah hujan penuh berkah dan membawa rahmat bagi warga, serta menyuburkan ladang-ladang mereka.

 

Persiapan lapangan di awal kajian.
Persiapan lapangan di awal kajian.

 

Jamaah mulai berdatangan dan duduk di pinggiran jalan di bawah lapangan.
Jamaah mulai berdatangan dan duduk di pinggiran jalan di bawah lapangan.

 

Jamaah membludak hingga 2000 lebih.
Jamaah membludak hingga 2000 lebih.

 

Jamaah yang duduk sampai di halaman rumah warga.
Jamaah yang duduk sampai di halaman rumah warga.

 

Peserta kajian ibu-ibu.
Peserta kajian ibu-ibu.

 

Nampak jamaah yang begitu banyak.
Nampak jamaah yang begitu banyak.

 

Hujan lebat turun, jamaah mencari tempat berteduh.
Hujan lebat turun, jamaah mencari tempat berteduh.

 

Jamaah berlindung di masjid lantai bawah.
Jamaah berlindung di masjid lantai bawah.

 

Jamaah dengan truck mini pada bubar.
Jamaah dengan truck mini pada bubar.

 

Keadaan di jalan pesantren yang basah ketika turun hujan, lalu lintas terlihat padat.
Keadaan di jalan pesantren yang basah ketika turun hujan, lalu lintas terlihat padat.

 

Bagi yang ingin berdonasi dalam pelebaran jalan pesantren:

Rekening khusus dana sosial (bisa pula disalurkan dana riba atau dana syubhat): BCA KCP Wonosari 8950092905 atas nama Muhammad Abduh Tuasikal.

Konfirmasi via sms ke 082313950500 dengan format: Dana Sosial # Nama Donatur # Alamat # Bank Tujuan Transfer # Tgl Transfer # Besar Donasi. Contoh: Dana Sosial # Rini # Jogja # BCA # 18 November 2015 # Rp.3.000.000.

Info penyaluran dana sosial di sini.

Info donasi via CALL/ WA/ SMS: 0811267791

 

Kejadian malam Kamis di Darush Sholihin, Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, malam 7 Safar 1437 H

Muhammad Abduh Tuasikal

Join Channel Telegram, Twitter, Instagram: @RumayshoCom


Artikel asli: https://rumaysho.com/12335-ngaji-kitab-berbuah-hujan-deras.html